PUISI

KESETIAAN

Seiring hembusan sang bayu malam

Kududuk sendiri anganpun melayang

Malam ini.....

Gerimis datang lagi

Hadirkan utuh sosok bayangmu

Ada setetes ragu.....

Datang mengganggu mimpiku

Masihkah setia yang kutitip dulu

Tetap utuh menemanimu?

Kupikir kau sudah lupakan ku

Ternyata kau sambut cintaku

Waktu kan terus berlalu

Tapi tidak untuk cintaku

Yang selalu menungggu untukmu

Lewat untaian kata ini

Kukirim bisik suara hati

Bahwa setia dan rinduku

Masih tetap milikmu

Tak terasa fajarpun menyingsing

Aku takut untuk melihat hariku

Kasih….

nyanyian suara burung menyambut pagi

dalam sepi kurindu padamu

suara rintih dalam dada

dahaganya hati tanpa dirimu

Dalam lelah….

Dalam resah….

Dalam bimbang….

Hilang arahku

Karena jiwa yang meronta hampa

Semua tanpamu

Kata Baku dan Tidak Baku

125 KATA BAKU & TIDAK BAKU
No Kata Baku Kata Tidak Baku
1 Abjad Abjat
2 Amfibi Amphibi
3 Aki Accu
4 Aksi Action
6 Atlet Atlit
7 Atmosfer Atmosfir
8 Barzakh Barzah
9 Banderol Bandrol
10 Boling Bowling
11 Berpikir Berfikir
12 Bus Bis
13 Cabai Cabe
14 Cedera Cidera
15 Cengkih Cengkeh
16 Celurit Clurit
17 Cenderamata Cinderamata
18 Dekret Dekrit
19 Dekoratif Dekoratip
20 Deputi Deputy
21 Devaluasi Defaluasi
22 Durian Duren
23 Ekuivalen Equivalent
24 Eksem Eksim
25 Ekstra Extra
26 Ekstrem Ekstrim
27 Elite Elit
28 Faksimile Faksimili
29 Fitotoksoit Fitoksoid
30 Frekuensi Frekwensi
31 Formal Formil
32 Foto Photo
33 Galaktosa Galaktose
34 Geladi Gladi
35 Gizi Gisi
36 Gubuk Gubug
37 Gladi Geladi
38 Handaitulan Handaitaulan
39 Heterogen Hetrogen
40 Hektare Hektar
41 Hakikat Hakekat
42 Hierarki Hirarkhi
43 Indragiri Inderagiri
44 Imbau Himbau
45 Insaf Insyaf
46 Inkognito Incognito
47 Institut Institute
48 Jahiliah Jahiliyah
48 Jerembab Jerembap
49 Jubileum Jubilum
50 Jenderal Jendral
51 Junktur Jungtur
52 Khotbah Khutbah
53 Kongres Konggres
54 Konkret Kongkret
55 Konduite Kondite
57 Kultur Culture
58 Laknat La’nat
59 Leding Ledeng
61 Lembap Lembab
62 Lesung pipi Lesung pipit
63 Lubang Lobang
64 Masyhur Mashur
65 Mazhab Mahzab
66 Memesona Mempesona
67 Monarki Monarkhi
68 Mukjizat Mu’jizat
69 Muazin Muadzin
70 Napas Nafas
71 Nakhoda Nahkoda
72 Nomad Nomaden
73 Notula Notulen
74 Nifas Nipas
75 Omzet Omset
76 Orisinal Orisinil
77 Autopsi Otopsi
78 Opelet Oplet
79 Osmose Osmosis
80 Objektif Obyektif
81 Paspor Pasport
82 Pelanggan Langganan
83 Psikiatri Psychiatry
84 Persen Prosen
85 Petai Pete
86 Ramadan Ramadhan
87 Rizki Rezeki
88 Relatif Relative
89 Rezim Rejim
91 Repertoar Repertoire
92 Rubuh Roboh
93 Saksama Seksama
94 Standardisasi Standarisasi
95 Sentosa Sentausa
96 Sportivitas Sportifitas
97 Sekuriti Security
98 Stroberi Strawbery
99 Subjek Subyek
100 Surga Sorga
101 Takwa Taqwa
102 Taksi Taxi
103 Taoge Tauge
104 Teoretis Teoritis
105 Terempas Terhempas
106 Teater Theatre
107 Telur Telor
108 Tobat Taubat
109 Ubah Rubah
110 Ustaz Ustadz
111 Ustazah Ustadzah
112 Ukhrawi Ukhrowi
113 Urine Urin
114 Utang Hutang
115 Vila Villa
116 Vaskular Vaskuler
117 Varietas Varitas
118 Vinyet Vignet
119 Vanili Panili
120 Walikota Wali kota
121 Wakaf Waqaf
122 Wujud Ujud
123 Yudikatif Yudikatip
124 Zaman Jaman
125 Zuhur Dzuhur

Class pada Program Java

Membuat class daLam program java:





Public class Buah {
Public String Ukuran;
Publik String Warna;
Public String Rasa;
Public String getdetails() {}
}
Public Class Durian Extend Buah {
Public String Besar;
Public String Kuning:
Public String Manis;
Public String Baunya Menyengat();
Public String Berduri();
}
Public Class Strawberry Extend Buah {
Public String Kecil;
Public String Merah:
Public String Asam;
Public String Tunbuh di daerah dingin;
}

Sistem Informasi Berbasis Multimedia

Sistem Informasi Berbasis Multimedia

Sistem Informasi sering sekali terdengar saat ini seiring dengan maraknya komputer. Orang sering mengaitkan Sistem Informasi dengan Sistem Informatika, padahal secara pengertian sangatlah berbeda. Sistem informasi adalah merupakan sekumpulan komponen pembentuk sistem yang mempunyai keterkaitan antara satu komponen dengan komponen lainnya yang bertujuan menghasilkan suatu informasi dalam suatu bidang tertentu. Dalam sistem informasi diperlukannya klasifikasi alur informasi, hal ini disebabkan keanekaragaman kebutuhan akan suatu informasi oleh pengguna informasi. Kriteria dari sistem informasi antara lain, fleksibel, efektif dan efisien.

Sistem informasi sangat berperan untuk menterpadukan semua unsur-unsur dan saling berhubungan sehingga sistem informasi tersebut harus dipandang sebagai suatu sistem tunggal, akan tetapi cukup kompleks sehingga perlu diuraikan menjadi subsistem-subsistem untuk perencanaan dan pengendalian pengembangannya serta untuk mengendalikan operasinya.

Perkembangan Sistem Informasi dapat dilihat dari perubahan pada tiga gatra pokok yaitu, cara pengumpulan dan pemasukan data, cara penyimpanan dan pengambilan kembali data, cara penerapan data. Sistem Informasi tertua muncul setelah manusia mengenal system menulis dan menggambar. Dengan sistem menulis dan menggambar orang dapat mencatat dan menyimpan hal-hal yang difikirkan untuk kemudian dialihkan kepada orang lain. Sebelum ini orang menyampaikan buah fikirannya secara lisan, dari mulut ke mulut. Pada waktu itu orang belum mengenal cara menyimpan informasi, sehingga jangkauannya dalam matra dan waktu terbatas serta keterandalan semata-mata ditentukan oleh daya ingat seseorang.

Konsep Sistem Informasi sama halnya dengan Kebutuhan Sistem Informasi. Semua organisasi membutuhkan aliran informasi yang membantu manager untuk mengambil bermacam keputusan yang dibutuhkan. Aliran informasi ini diatur dan diarahkan dalam suatu sistem informasi. Sistem informasi berperan dalam proses pengambilan keputusan operasional harian sampai perencanaan jangka panjang. Sebelum komputer ada, sistem informasi sudah menjadi kebutuhan organisasi. Ini berarti sistem informasi tidak selamanya berbasis komputer. Namun dengan berkembangnya fungsi komputer, sistem informasi saat ini umumnya didukung penuh oleh komputer. Dengan demikian istilah sistem informasi lebih sering berarti system informasi berbasis komputer. Sistem informasi berbasis komputer mempunyai enam bagian: hardware, software, data/informasi, proseder, komunikasi dan orang. Sistem Informasi ditentukan dalam perusahaan bergantung pada sifat dan struktur bisnisnya. Ini berarti Sistem Informasi bersifat modifikatif terhadap kebutuhan organisasi. Komponen prosedur dalam Sistem Informasi berkaitan dengan prosedur manual dan prosedur berbasis komputer serta standar untuk mengolah data menjadi informasi yang berguna. Suatu prosedur adalah urutan langkah yang dilakukan untuk menyelesaikan satu atau lebih aktifitas pengolahan informasi. Pengolahan informasi ini dapat dikerjakan dengan pengguna, atau kombinasi pengguna dan staff TI. Suatu bisnis terdiri dari berbagai macam prosedur yang digabungkan secara logis untuk membentuk suatu sistem. Sebagai contoh sistem yang umumnya ada dalam suatu organisasi adalah system penggajian, personalia, akuntansi, dan gudang. Data mengalir dari bermacam sumber seperti : konsumen yang membeli produk atau layanan, penjual yang menyediakan barang, bank, agen pemerintah, dan agen asuransi. Sistem informasi membantu organisasi mengolah data tersebut menjadi informasi yang lengkap dan berguna.

Sistem informasi berbasis multimedia merupakan sebuah sistem informasi dengan konsep menggunakan masukan dan keluaran dengan bentuk data multimedia. Perubahan spesikasi teknologi yang digunakan pada blok masukan, blok basis data dan blok keluaran merupakan modifikasi yang dilakukan yang menjadi ciri sistem informasi berbasis multimedia dengan sistem informasi yang tidak berbasis multimedia. Proses pengolahan masukan kemudian disimpan dalam basis data dan kemudian dikeluarkan dalam alat (device) dengan berbagai variasi bentuknya tetap dilakukan oleh mesin. Mesin yang dimaksud disini adalah perangkat komputer dengan berbaai arsitekturnya.

Peran manusia dalam sistem informasi berbasis multimedia tetap berada di luar sistem yaitu sebagai pemakai. Baik sebagai pemakai untuk melakukan/memberikan masukan (menangani aktifitas input data) maupun user yang bertindak sebagai konsumen informasi. Manusia sebagai pemilik sistem informasi ini dalam terminologi sistem informasi berbasis multimedia sama sekali tidak masuk ke dalam sistem menjadi penyedia informasi maupun pengolah informasi. Peran manusia di dalam sistem ini sekali lagi ditandaskan disini hanya sebagai penyedia data dan konsumen informasi. Berbagai contoh kasus banyak dapat di lihat dan telah diterapkan, antara lain adalah sistem informasi pemetaan menggunakan basis data spasial, geographic information system yang diterapkan untuk memandu pengendara kendaraan bermotor menghindari jalan jalan macet dan lain sebagainya. Sebagai contoh kasus diambil sistem informasi pariwisata berbasis multimedia berdasarkan citra peta dari satelit. Sistem ini memiliki input citra yang berupa peta yang dihoto dari satelit. Citra ini kemudian diintegrasikan dengan data data yang lain seperti text, suara dan gambar. Integrasi data dilakukan dengan authoring tools seperti macromedia Director

Teknologi informasi sudah lazim digunakan dimana-mana, mulai bangun tidur dipagi hari kita sudah disajikan alarm dari hp (handphone) kita, hingga jadwal meeting sekaligus tercatat dan mengingatkan pemiliknya. Tren teknologi informasi saat ini sudah berbasis jaringan internet dan semua terakses tanpa batas waktu dan ruang. Implementasi sistem informasi berbasis teknologi informasi dalam bidang tertentu juga sudah sangat tertinggal apabila hanya sekedar membuat otomatis tetapi belum dapat bersinergi antara suatu sub sistem informasi dengan sub sistem informasi lainnya. Analoginya seperti halnya kita sehari-hari dirumah tidak akan dapat hidup tanpa berkomunikasi dengan lingkungan. (Biasa hal ini dalam teknologi informasi dikenal dengan enterprise system yang terintegrasi). apabila kerangka pikir pengguna di level manajemen atas dan menengah sudah berusaha untuk ideal dalam mewujudkan sistem informasi yang saling bersinergi tentunya pengembangan-pengembangan sistem di institusinya.

Peranan Teknologi Informasi adalah menggantikan peran manusia. Dalam hal ini , teknologi informasi melakukan otomasi terhadap suatu tugas atau proses. Teknologi juga memperkuat peran manusia, yakni dengan menyajikan informasi terhadap suatu tugas atau proses. Teknologi Informasi berperan dalam restrukturisasi terhadap peran manusia. Dalam hal ini Teknologi berperan dalam melakukan perubahan-perubahan terhadap sekumpulan tugas atau proses.

Perkembangan Bahasa Indonesia

Di dalam sejarahnya, bahasa Indonesia telah berkembang cukup menarik. Yang tadinya Bahasa Indonesia adalah bahasa Melayu, sebuah bahasa Austronesia yang digunakan sebagai lingua franca (bahasa pergaulan) di Nusantara kemungkinan sejak abad-abad awal penanggalan modern, paling tidak dalam bentuk informalnya. Bahasa Indonesia menjadi bahasa resmi Republik Indonesia dan bahasa persatuan Bangsa Indonesia. Bahasa Indonesia diresmikan penggunaannya setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, tepatnya sehari sesudahnya, bersamaan dengan mulai berlakunya konstitusi.Meskipun saat ini dipahami oleh lebih dari 90% warga Indonesia, bahasa Indonesia tidak menduduki posisi sebagai bahasa ibu bagi mayoritas penduduknya. Sebagian besar warga Indonesia berbahasa daerah sebagai bahasa ibu. Penutur bahasa Indonesia kerap kali menggunakan versi sehari-hari atau mencampuradukkan dengan dialek Melayu lainnya atau bahasa ibunya. Namun demikian, Bahasa Indonesia digunakan sangat luas di perguruan-perguruan, di surat kabar, media elektronika, perangkat lunak, surat-menyurat resmi, dan berbagai forum publik lainnya, sehingga dapatlah dikatakan bahwa bahasa Indonesia digunakan oleh semua warga Indonesia. Perkembangan yang demikian akan terus berlanjut. Perkembangan tersebut akan banyak ditentukan oleh tingkat kemajuan masyarakat dan peranan yang strategis dari masyarakat dan kawasan ini di masa depan.

Dari sudut pandang linguistika, bahasa Indonesia adalah suatu varian bahasa Melayu. Dasar yang dipakai adalah bahasa Melayu Riau dari abad ke-19, namun mengalami perkembangan akibat penggunaanya sebagai bahasa kerja dan proses pembakuan di awal abad ke-20. Hingga saat ini, Bahasa Indonesia merupakan bahasa yang hidup, yang terus menghasilkan kata-kata baru, baik melalui penciptaan, maupun penyerapan dari bahasa daerah dan bahasa asing. Fonologi dan tata bahasa Bahasa Indonesia dianggap relatif mudah. Dasar-dasar yang penting untuk komunikasi dasar dapat dipelajari hanya dalam kurun waktu beberapa minggu.

Sudah saatnya mulai memperhatikan perkembangan bahasa yang digunakan oleh penggunanya baik dari segi umur, suku, profesi, dan kebutuhan akan tingginya penguasaan bahasa asing di masyarakat saat ini. Maksud dari mediocre di sini adalah jangan sampai bahasa Indonesia puas hanya pada EYD saja sehingga terjebak pada khasanah kekayaan yang saat ini tercipta di masyarakat luas, sehingga bahasa Indonesia menjadi bahasa yang standard atau rata-rata, singkatnya kaku dan tidak berkembang.Penggunaan Bahasa Indonesia belum mampu menjadi system yang mampu menstimulus penggunanya meleburkan Bahasa Asing dan menguasainya dengan baik dari kedua bahasa yang digunakan untukberkomunikasi. Penyempurnaan EYD harus segera kembali dilakukan karena telah ketinggalan oleh kemajuan bahasa yang digunakan di masyarakat saat ini dan tahun-tahun mendatang.

Bahasa Indonesia tak bisa menafikkan bahwa penetrasi bahasa asing telah menyatukannya menjadi bahasa yang lugas bagi pendengarnya.Hal ini bisa menimbulkan banyak pro dan kontra bertanya apakah apabila penetrasi Bahasa Asing masuk ke dalam Bahasa Indonesia akan menggerusnya menjadi hilang dan tak akan digunakan lagi oleh masyarakat? Nampaknya ini pandangan yang terlalu pendek. Padahal dalam menghadapi pergaulan dunia yang semakin terbuka seharusnya Bahasa Indonesia dapat menjadi bahasa yang mampu diadaptasi oleh bahasa asing yang masuk. Maksudnya, bila Bahasa Inggris memiliki peranan dalam bahasa dunia maka ketika ia masuk Bahasa Indonesia mampu melebur. Dampak positifnya tentu saja penggunanya akan memahami lebih cepat dalam menguasai dua bahasa tersebut. Contoh yang paling berhasil adalah Negara tetangga kita Malaysia dengan bahasa melayu namun terkenal juga dengan bahasa inggris-melayu. Dampak positif bagi masyarakatnya dapat berinteraksi dengan komunitas bahasa asing. Mereka sudah tak canggung lagi dalam berkomunikasi karena telah terbiasa meleburkan antara bahasa sehari-harinya dengan bahasa asing.

Dan juga perkembangan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan dan bahasa negara tidak dapat dipisahkan dari perkembangan bahasa-bahasa daerah.Bahasa daerah diyakini menjadi penyumbang kosa kata terbesar dalam bahasa Indonesia. Bahasa daerah yang tersebar di wilayah NKRI, katanya, masing-masing memiliki ciri atau karakteristik beragam. Justru keragaman itu menjadi cita rasa lokalitas yang mencerminkan kebudayaan lokal dan kekayaan nusantara. Kekhasan bahasa daerah meliputi aspek kebahasaan seperti kosa kata, tata bahasa, gaya, dan ragam bahasa. Kekhasan daerah itu harus didokumentasikan sebagai kekayaan nasional sebelum bahasa daerah itu punah.

Tidak dipungkiri bahwa bahasa Indonesia sebagai organisme yang hidup, tumbuh dan berkembang seiring dengan dinamika kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Namun, pertumbuh kembangnya itulah yang mengantar dilema seiring keterbukaan komunikasi yang ditopang oleh kepesatan teknologi komunikasi itu sendiri. Seyogianya keterbukaan komunikasi dan kepesatan teknologi mendorong perkembangan Bahasa Indonesia yang bermartabat, berharkat dan terjunjung tinggi sebagaimana diamanatkan oleh Sumpah Pemuda 90 tahun lalu.

Indonesia tergiring menjadi tumbuh liar, tanpa arah yang rentan dan rawan bagi ahli waris generasi 1928. Salah satu pemicunya adalah penggunaan Bahasa Indonesia melalui siaran, baik melalui media radio maupun media televisi. Memang untuk mewujudkan Bahasa Siaran yang standar atau baku seperti mengharapkan limau berduri, karena kemajemukan bangsa Indonesia dan keberagaman dialek Nusantara. Bangsa-bangsa yang sudah maju saja seperti Inggris, Prancis dan Belanda memerlukan waktu yang cukup panjang dalam menetapkan bahasa lisan baku yang menjadikan lembaga penyiarannya sebagai modal. Konon pula bangsa kita yang sudah 63 tahun merdeka, tetapi sampai kini belum mampu menghasilkan undang-undang kebahasaannya. Karena itulah bahwa kita tumbuh liar terperangkap pada budaya pop dan budaya instan yang globalistis yang maunya serba
gampang. Dampaknya Bahasa Indonesia menjadi “terpinggirkan”, kehilangan penghargaan dan apresiasi terutama dari generasi muda. Diperparah lagi dengan kebijakan pendidikan kita yang membuka kelas-kelas internasional di sekolah-sekolah nasional dengan menjadikan Bahasa Inggris sebagai berhala.