HIPOTESIS

A. Pengertian hipotesis

· Trealese (1960) memberikan definisi hipotesis sebagai suatu keterangan semnatara dari suatu fakta yang dapat diamati.

· Good dan scates (1954) menyatakan bahwa hipotesis adalah sebuah taksiran atau referensi yang dirumuskan serta diterima untuk sementara yang dapat menerangkan fakta-fakta yang diamati ataupun kondisi-kondisi yang diamati dan digunakan sebagai petunjuk untuk langkah-langkah selanjutnya.

· Kerlinger (1973) menyatakan hipotesis adalah pernyataan yang bersifat terkaan dari hubungan antara dua atau lebih variable.

· Dari arti katanya, hipotesis memang dari dua penggalan. Kata “HYPO” yang artinya “DI BAWAH” dan “THESA” yang artinya “KEBENARAN” jadi hipotesis yang kemudian cara menulisnya disesuaikan dengan ejaan bahasa Indonesia menjadi hipotesa, dan berkembang menjadi hipotesis.

B. Kegunaan hipotesis

Kegunaan hipotesis antara lain :

1. Hipotesis memberikan penjelasan sementara tentang gejala-gejala serta memudahkan perluasan pengetahuan dalam suatu bidang.

2. Hipotesis memberikan suatu pernyataan hubungan yang langsung dapat diuji dalam penelitian.

3. Hipotesis memberikan arah kepada penelitian.

4. Hipotesis memberikan kerangka untuk melaporkan kesimpulan penyelidikan.

C. Jenis-jenis hipotesis

Ada dua jenis hipotesis yang digunakan dalam penelitian antara lain :

1. Hipotesis kerja atau alternatif ,disingkat Ha, hipotesis kerja menyatakan adanya hubungan antara variabel X dan Y, atau adanya perbedaan antara dua kelompok.

Rumusan hipotesis kerja

a) Jika... Maka...

b) Ada perbedaan antara... Dan... Dalam...

c) Ada pengaruh... Terhadap...

2. Hipotesis nol (null hypotheses) disingkat Ho.

Hipotesis ini menyatakan tidak ada perbedaan antara dua variabel, atau tidak adanya pengaruh variabel X terhadap variabel Y

Rumusannya:

a) Tidak ada perbedaan antara... Dengan... Dalam...

b) Tidak ada pengaruh... terhadap...

Saran untuk memperoleh hipotesis:

1. Hipotesis induktif

Dalam prosedur induktif, penelitian merumuskan hipotesis sebagai suatu generalisasi dari hubungan-hubungan yang diamati

2. Hipotesis deduktif

Dalam hipotesis ini,peneliti dapat memulai penyelidikan dengan memilih salah satu teori yang ada dibidang yang menarik minatnya,setelah teori dipilih, ia lalu menarik hipotesis dari teori ini.

D. Ciri-ciri hipotesis

Ciri-ciri hipotesis yang baik:

1) Hipotesis harus mempunyai daya penjelas

2) Hipotesis harus menyatakan hubungan yang diharapkan ada di antara variabel-variabel-variabel.

3) Hipotesis harus dapat diuji

4) Hipotesis hendaknya konsistesis dengan pengetahuan yang sudah ada.

5) Hipotesis hendaknya dinyatakan sesederhana dan seringkas mungkin.


E. Menggali dan merumuskan hipotesis

Dalam menggali hipotesis, peneliti harus :

1) Mempunyai banyak informasi tentang masalah yang ingin dipecahkan dengan jalan banyak membaca literatur-literatur yang ada hubungannya dengan penelitian yang sedang dilaksanakan.

2) Mempunyai kemampuan untuk memeriksa keterangan tentang tempat-tempat, objek-objek serta hal-hal yang berhubungan satu sama lain dalam fenomena yang sedang diselidiki.

3) Mempunyai kemampuan untuk menghubungkan suatu keadaan dengan keadaan lainnya yang sesuaia dengan kerangka teori ilmu dan bidang yang bersangkutan.

Good dan scates memberikan beberapa sumber untuk menggali hipotesis :

1) Ilmu pengetahuan dan pengertian yang mendalam tentang ilmu

2) Wawasan serta pengertian yang mendalam tentang suatu wawasan

3) Imajinasi dan angan-angan

4) Materi bacaan dan literatur

5) Pengetahuan kebiasaan atau kegiatan dalam daerah yang sedang diselidiki.

6) Data yang tersedia

7) kesamaan.

Sebagai kesimpulan , maka beberapa petunjuk dalam merumuskan hipotesis dapat diberikan sebagai berikut :

1) Hipotesis harus dirumuskan secara jelas dan padat serta spesifik

2) Hipotesis sebaiknya dinyatakan dalam kalimat deklaraif dan berbentuk pernyataan.

3) Hipotesis sebaiknya menyatakan hubungan antara dua atau lebih variabel yang dapat diukur.

4) Hendaknya dapat diuji

5) Hipotesis sebaiknya mempunyai kerangka teori.

Merumuskan hipotesis bukanlah hal yg mudah, disebabkan karena :

  • Tidak adanya kerangka teori atau tidak ada ilmu pengetahuan tentang masalah yang akan dibahas.
  • Kurangnya kemampuan untuk menggunakan kerangka teori yang ada.
  • Gagal mengetahui teknik-teknik penelitian yang ada.

Masalah Penelitian

Cara menentukan masalah dalam penelitian

Dari suatu topik yang menarik untuk diteliti diperlukan langkah merumuskan masalah. Adapun langkah untuk merumuskan masalahan penelitian dapat menggunakan satu atau dua dari teknik berikut :

· Teknik pengenalan Beda Garis Fenomena Ideal terhadap Garis Fenomena Nyata (teknik BEGFI-GAFETA)

· Teknik pengenalan Efek Benturan Dua Arus Fenomena Berlawanan Arah (Teknik EBDA-FENOBA)

Dalam memilih rumusan masalah penelitian yang akan dijadikan awal penelitian, maka perlu diperhatikan ketentuan sebagai berikut ;

Ciri-ciri pernyataan Masalah Penelitian yang baik:

1) Masalah yang dipilih harus mempunya nilai penelitian
a. Masalah harus mempunyai keaslian.
b. Masalah harus menyatakan suatu hubungan.
c. Masalah harus merupakan hal yang penting.
d. Masalah harus dapat di uji.
e. Masalah harus mencerminkan suatu pertanyaan.

2) Masalah yang dipilih dengan bijak, artinya :
a. Data serta metode untuk memecahkan masalah harus tersedia.
b. Biaya untuk memecahkan masalah, secara relatif harus dalam batas-batas kemampuan.
c. Waktu memecahkan masalah harus wajar.
d. Biaya dan hasil harus seimbang.
e. Administrasi dan sponsor harus kuat.
f. Tidak bertentangan dengan hukum dan adat.

3) Masalah dipilih dengan kualifikasi peneliti
a. Menarik bagi peneliti
b. Masalah harus sesuai dengan kualifikasi peneliti

Sumber masalah penelitian bisa muncul dari tiga hal (Ranjit Kumar, 1996):

1. Masalah Yang Ada di Manusianya Sendiri (People and Problem)
Kita harus hati-hati supaya tidak terjebak ke masalah di sekitar manusia yang bukan penelitian. Tapi juga jangan "saklek”, karena masalah manusia yang tadinya bukan masalah penelitian bisa kita "goyang sedikit" menjadi masalah penelitian.

2. Masalah di Cara, Teknik dan Struktur Kerja (Program)
Teknik dan struktur kerja yang bermasalah tentu juga bisa menjadi masalah penelitian.

3. Fenomena yang Terjadi (Phenomenon)
Fenomena yang ada di sekitar kita juga bisa menjadi masalah penelitian yang menarik.

Bagaimana Rumusan Masalah yang Baik?

Didukung oleh latar belakang masalah dan pejelasan mengenai pentingnya masalah diteliti

Memuat variabel-variabel dan kaitan antar variabel yg menjadi perhatian peneliti.

Memberikan penjelasan atau definisi setiap variabel (konseptual & operasional)

Setiap rumusan masalah minimal terdapat dua faktor atau variabel yang dihubungkan atau dibedakan, dan terakhir adalah variabel-variabel tersebut harus dapat diukur dan di-manage (measurable and managable).

Agar dapat diukur maka variabel-variabel tersebut harus konseptual, artinya variabel tersebut harus didukung oleh teori-teori sehingga akan lebih mudah mengukurnya karena indikator-indikatornya jelas dideskripsikan dalam teori-teori yang relevan. Variabel dapat di-manage artinya data dengan mudah dapat dikumpulkan dan tersedianya atau bersedianya responden sebagai unit analisis untuk mengisi instrumen penelitian. dalam menentukan atau memilih variabel. Berdasarkan namanya, variabel memiliki ciri harus bervariasi.